Instagram vs TikTok Menangkap Peluang Bisnis dari Platform yang Sedang Populer

Di masa sekarang, media sosial telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi banyak orang. Terlebih tahun 2020 adalah tahun pandemi yang memaksa hampir semua orang berkegiatan dari rumah masing-masing, sehingga mendorong peningkatan angka penggunaan media sosial.

Dari sekian banyak media sosial gratis yang bisa ditemukan dan diunduh di “toko aplikasi” daring, Instagram dan TikTok berhak untuk menyandang predikat sebagai media sosial terfavorit yang memiliki banyak pengguna dengan beragam konten yang juga menghibur.

Hal ini menjadi peluang bagi banyak orang yang ingin mengambil benefit dari populernya aplikasi Instagram dan TikTok, baik untuk personal branding maupun untuk bisnis yang dijalankan secara daring.

Sebelum mulai terjun ke dalam dua aplikasi media sosial yang memiliki banyak penggemar ini, kita perlu mengenal terlebih dahulu karakteristik dari Instagram dan TikTok, sehingga kita paham dengan alat dan cara apa kita bisa sukses di keduanya.

Bagi Anda yang lebih suka melihat presentasi Slideshare, bisa klik pada gambar berikut:

Instagram TikTok Menangkap Peluang BIsnis dari Data Digital Marketing
Presentasi Slideshare Instagram vs TikTok

TikTok vs Instagram: Potensi yang Dimiliki Kedua Aplikasi

Meski terlihat sama-sama digemari oleh pengguna yang mayoritas datang dari Generasi Z, karakteristik serta statistik Instagram dan TikTok berbeda. Ada beberapa hal yang perlu kita kenali mengenai perbedaan keduanya. Berikut adalah statistik Instagram:

Statistik Instagram Indonesia Oktober 2020
Statistik Instagram Indonesia Oktober 2020 [NapoleonCat.com]
Data Aktivitas Pengguna Instagram 2020
Data Aktivitas Pengguna Instagram 2020 [Statista.com]
  1. Memiliki 56 juta pengguna aktif bulanan
  2. Rata-rata pengguna menghabiskan waktu selama 29 menit dalam sekali kunjungan
  3. Rentang usia pengguna Instagram terbanyak adalah 18-24 tahun
  4. Jenis kelamin pengguna Instagram di Indonesia yang mendominasi adalah perempuan
  5. Per bulan Oktober 2020, Instagram memiliki total 81.630.000 pengguna di Indonesia

Sedangkan TikTok yang tengah melejit popularitasnya, memiliki data statistik sebagai berikut:

Data Rentang Usia Pengguna TikTok
Data Rentang Usia Pengguna TikTok [Businessofapps.com]
Data Aktivitas Pengguna TikTok 2020
Data Aktivitas Pengguna TikTok 2020 [Oberlo.com]
  1. Memiliki 24 juta pengguna aktif bulanan
  2. Rata-rata pengguna menghabiskan waktu selama 52 menit dalam sekali kunjungan
  3. Rentang usia pengguna TikTok terbanyak adalah 16-24 tahun
  4. 9 dari 10 pengguna mengakses TikTok berkali-kali dalam sehari
  5. Mayoritas pengguna TikTok adalah berjenis kelamin perempuan dengan angka statistik sebesar 63,4%

Data statistik yang disajikan di atas menunjukkan bahwa angka pengguna Instagram masih jauh lebih banyak, sedangkan usia mayoritas pengguna TikTok relatif lebih muda.

Kedua data ini bisa digunakan untuk menentukan kira-kira di platform mana sebuah produk dengan target pasar tertentu akan efektif untuk dipasarkan.

Memanfaatkan Potensi Kedua Platform dengan Maksimal

Berdasarkan data statistik Instagram versus TikTok yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa Instagram dan TikTok memiliki karakteristik yang berbeda. Instagram menyajikan konten yang cenderung lebih dewasa dan profesional, sedangkan TikTok mengedepankan konten yang lebih fun dan terkesan spontan.

Sisi fun yang ditonjolkan oleh TikTok serta spontanitas para kreatornya membuat TikTok memiliki distraksi yang lebih besar dibandingkan Instagram. Distraksi adalah gangguan yang membuat tidak fokus.

Namun, persamaan yang bisa dilihat dari Instagram dan TikTok adalah usia target pasar yang cenderung mirip walau pengguna TikTok lebih muda.

Lebih banyaknya perbedaan dibanding persamaan yang dimiliki kedua aplikasi ini, membuat pemanfaatan Instagram dan TikTok untuk menangkap peluang bisnis juga berbeda.

Selain memiliki pengguna yang lebih banyak, konten promosi yang bisa disajikan di Instagram tidak hanya sebatas video saja. Pengguna juga bisa menggunakan konten berbentuk foto atau desain grafis dalam melakukan promosi.

Sedangkan TikTok yang memang hanya menampilkan konten video, mendorong penggunanya yang ingin melakukan promosi untuk menyajikan materi yang juga berbentuk video.

Potensi Instagram Marketing

Instagram tidak hanya menyajikan keberagaman jenis konten promosi, platform yang dimiliki Facebook ini pun memiliki berbagai kelebihan lainnya yang bisa digunakan oleh pebisnis.

Fitur Stories dan IGTV

Kedua fitur yang sebenarnya Instagram adaptasi dari Snapchat dan YouTube ini bisa dimanfaatkan oleh pebisnis saat menentukan format untuk ads/iklan. Melalui fitur IG Story, audience bisa langsung melakukan swipe up, yang di dalamnya sudah “tertanam” link yang akan mengarahkan audience pada website tertentu.

Namun, fitur swipe up ini hanya ada di akun Instagram yang memiliki lebih dari 10.000 followers.

Lalu ada durasi IGTV yang bisa menayangkan video lebih dari 60 detik. Perlu diketahui bahwa video di TikTok maksimal hanya 60 detik. Beberapa akun Instagram bahkan bisa menayangkan video IGTV sampai 15 menit. Biasanya untuk influencer dan creator tertentu.

Belanja Langsung dari Instagram

Satu dari tiga pengguna Instagram melakukan transaksi melalui aplikasi tersebut dan lebih dari 130 juta pengguna berinteraksi di post yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian langsung. Hal ini dikarenakan Instagram memiliki fitur yang membuat pengguna bisa secara langsung berbelanja di sana, yaitu Instagram Shopping.

Fitur Akun Bisnis dan Akun Personal

Instagram memberikan pembeda bagi akun bisnis dan personal. Akun bisnis memiliki fitur yang memungkinkan audience untuk berinteraksi langsung dengan pebisnis melalui e-mail atau telepon, serta menemukan lokasi usaha.

IG Story dengan Swipe Up
IG Story dengan Swipe Up
Fitur IGTV
Fitur IGTV
Fitur IG Shopping
Fitur IG Shopping

Potensi TikTok Marketing

Sedangkan TikTok dengan beragam sajian kontennya yang pendek dan “menantang”, memang menjadi challenge atau tantangan bagi para pebisnis dalam membangun awareness dari produknya.

Para content creator di TikTok dituntut untuk dapat memberikan tontonan menghibur dan padat di dalam video yang singkat.

Hashtag Challenge yang Viral

Contohnya adalah Shopee, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, yang menggalakkan kampanye #99ShopeeHaul yang menantang partisipan untuk berbagi produk-produk yang dibeli di Shopee dan memudahkan hidup mereka.

Kampanye #99ShopeeHaul memilki total lebih dari 2,7 Miliar kali tayang alias 2.700 Juta kali tayang. Kampanye ini kemudian diikuti #1111ShopeeHaul yang berhasil mencapai 3.6 Miliar kali tayang.

Terdapat juga kampanye pemerintah Indonesia ketika lebaran tahun 2020 yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan tagar #MudikOnline. Kampanye ini mengajak pengguna TikTok tetap antusias menyambut hari raya Idul Fitri dengan memanfaatkan media silahturahmi online daripada mudik ke kampung halaman.

Kampanye #99ShopeeHaul memiliki total 2,7 Miliar kali tayang yang kini dilanjutkan dengan suksesnya kampanye #1111ShopeeHaul yang mencapai lebih dari 3,6 Miliar kali tayang

Kampanye Marketing Shopee Haul 11.11 di TikTok
#1111ShopeeHaul di TikTok
Kampanye Mudik Online 2020 oleh Gugus Tugas di TikTok
#MudikOnline di TikTok

Kedua kampanye di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan platform TikTok untuk bisnis dimulai dari pengemasan materi promosi ke dalam berbagai tantangan yang dipersonalisasi sesuai dengan target audience yang disasar. Bukan hanya bisnis yang tujuannya profit, tetapi bisa juga untuk tujuan sosial dan non-profit.

Keterlibatan pengguna TikTok di dalam tantangan-tantangan tersebut nantinya dapat menaikkan awareness, interaksi, bahkan konversi pada penjualan.

Lalu bagaimana cara menangkap peluang bisnis di TikTok dan Instagram? Kita mulai dengan menentukan target audience bisnis kita.

Menentukan Target Audience untuk Instagram & TikTok

Sebelum mulai memasarkan produk di platform mana pun, bahkan di Instagram dan TikTok, target pasar harus lebih dulu ditentukan. Ada lima parameter yang bisa digunakan untuk menentukan pasar seperti apa yang akan ditarget oleh pebisnis di media sosial.

Template target Audience untuk Instagram dan TikTok
Template Target Audience

1. Latar Belakang Audience

Seperti apa latar belakang audience yang akan menjadi target dari produk yang dipasarkan? Jawaban dari pertanyaan yang satu ini bisa mengacu pada demografi dari audience, seperti jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, area tempat tinggal, hingga profesi.

2. Hobi Audience

Hobi dari target audience juga penting untuk ditelaah, karena ini berkaitan dengan perilaku serta aktivitasnya di dunia maya. Apabila audience memliki hobi olahraga, biasanya ia akan mengikuti beragam akun berita atau aksesoris olahraga, yang nantinya bisa menjadi target pasar mereka yang juga berbisnis di bidang olahraga, seperti sepatu olahraga, pakaian fitness, dll. Atau jika pebisnis akan memasarkan produk menstrual cup, maka audience perempuan dengan minat kelestarian lingkungan perlu menjadi sasaran.

3. Kebutuhan Audience

Analisis kebutuhan dari audience yang disasar. Kira-kira apa yang dibutuhkan audience? Sebuah sepatu olahraga dengan spesifikasi baik dan harga yang masuk akal? Segelas es kopi nikmat dengan kadar kopi yang tidak terlalu kuat dan lebih menonjolkan rasa susu? Kebutuhan audience ini nanti dapat dikaitkan dengan produk yang akan dipasarkan.

4. Tujuan yang Ingin Dicapai Audience

Tidak terlalu sulit menemukan tujuan audience jika kebutuhan audience sudah diketahui lebih dulu. Jika audience membutuhkan menstrual cup, maka tujuan yang ingin dicapai adalah menjalani periode menstruasi dengan media yang ramah lingkungan. Apabila audience membutuhkan jasa sedot tungau, maka tujuan yang ingin audience capai adalah memiliki ruangan atau perabotan yang kembali bersih.

5. Tantangan yang Dihadapi Audience

Kemudian masalah yang dihadapi oleh audience pun perlu diketahui. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa produk yang dipasarkan dapat menjadi solusi dari masalah yang dihadapi audience.

Perbedaan Produk: Instagram vs TikTok

Setelah target audience ditentukan, saatnya menerapkan kira-kira dengan cara seperti apa produk akan dipromosikan di Instagram dan TikTok. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, konten Instagram cenderung lebih dewasa dan profesional, sedangkan Tiktok lebih fun dan spontan. Oleh karenanya, konten promosi yang disajikan di kedua platform tersebut haruslah disesuaikan.

Perlu diketahui bahwa tidak semua produk bisa cocok dipromosikan di Instagram dan TikTok. Beberapa produk yang kurang pas bila dikampanyekan dengan nuansa fun, berarti lebih cocok bila dipasarkan di Instagram. Ada juga produk yang hanya menemukan pasarnya di TikTok. Oleh karena itu, kita perlu melihat faktor lain di luar jenis media sosial untuk bisa memasarkan produk kita di kedua platform ini. Di sinilah peran influencer.

Influencer dan Bagaimana Dia Bisa Berperan Penting dalam Bisnis

Influencer atau pemengaruh adalah figur kuat, yang seperti namanya, dapat mempengaruhi setiap pengikutnya. Bagi generasi Millennial dan Z, influencer memiliki pengaruh yang sangat kuat. Namun, beberapa figur yang bisa kita temukan di media sosial rupanya memiliki daya tarik yang kuat bagi audience yang masuk ke dalam kategori tertentu seperti “ibu-ibu” alias “emak-emak”.

Berkaitan dengan influencer, ada hal yang perlu dipahami mengenai peran pemengaruh yang satu ini. Banyak orang beranggapan bahwa popularitas dan jumlah pengikut di media sosial lah yang mampu membuat seseorang berhak disematkan gelar influencer.

Padahal seorang influencer harus memiliki kekuatan untuk benar-benar mempengaruhi pengikut, sehingga pengikut melakukan aksi yang disarankan oleh influencer. Sebab tidak semua influencer dapat menjamin produk yang telah dipromosikannya mendapatkan feedback yang baik bagi pebisnis.

Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih influencer yang tepat.

1. Ketahui Audience yang Tepat

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, keberhasilan promosi produk di media sosial dimulai dari mengetahui target pasar yang tepat. Influencer yang tepat bisa diketahui dengan cara mencari tahu kira-kira siapa saja figur yang diikuti oleh target pasar di media sosial.

Contohnya, apabila target pasar yang dituju adalah mereka yang memiliki ketertarikan di dunia kuliner, maka memilih chef terkenal sebagai influencer dari produk yang akan dipasarkan adalah hal yang tepat. Sebab tentu target pasar tersebut mengikuti chef terkenal di media sosial.

2. Analisis Platform yang Digunakan

Tidak semua influencer yang berhasil di Instagram bisa berjaya juga di TikTok. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Amati influencer tersebut memiliki pengaruh yang lebih kuat di Instagram atau TikTok.

Kemudian Anda pun perlu menentukan konten seperti apa yang pas untuk disajikan di platform tersebut. Dengan telah ditentukannya bentuk konten yang akan dikampanyekan, influencer yang tepat pun dapat segera dipilih sesuai dengan konten yang akan dibuat.

3. Periksa Kanal Media Sosial Lainnya

Untuk mengetahui apakah influencer yang dipilih memiliki pengaruh yang cukup besar, kanal media sosial lainnya yang sang influencer miliki perlu juga untuk diperiksa. Apakah di kanal media sosial lain, ia berhasil memiliki engagement rate yang baik?

Contohnya, jika pebisnis memerlukan influencer untuk TikTok, pebisnis perlu memeriksa akun Instagram influencer yang akan dipilih. Perlu dipastikan apakah influencer tersebut memiliki engagement rate yang baik di Instagram sebagaimana performanya di TikTok.

Jangan ragu juga untuk menjangkau para micro-influencer yang memiliki pengikut lebih sedikit dari influencer kebanyakan, karena biasanya micro-influencer memiliki engagement rate yang lebih tinggi dibanding influencer biasa bahkan selebriti.

4. Ketahui Konten yang Sedang Trending lewat Hashtag

Untuk mengetahui konten yang sedang disukai oleh banyak orang, fitur explore di Instagram serta fitur discover di TikTok dapat digunakan. Di sini, pebisnis pun bisa segera tahu influencer yang tepat untuk produk yang akan dipasarkan lewat tagar yang digunakan. Melalui fitur explore dan discover, pebisnis jadi tahu konten unik apa yang saat ini tengah disukai oleh warganet di Instagram dan TikTok.

5. Hubungi Influencer yang Bersangkutan

Setelah akhirnya kandidat potensial ditemukan, pebisnis bisa mulai melangkah ke tahap selanjutnya, dengan menghubungi sang influencer secara langsung. Bisa melalui fitur pesan langsung yang disediakan Instagram dan TikTok, atau melalui nomor telepon di deskripsi yang terdapat di profil Instagram dan TikTok mereka. Jangan lupa untuk kemukakan keunggulan produk yang akan dipromosikan, agar influencer paham bahwa pengikutnya merupakan target pasar yang tepat untuk produk tersebut.

6. Gunakan Aplikasi Pihak Ketiga

Salah satu cara mudah dalam menemukan banyak influencers adalah dengan menggunakan aplikasi ketiga seperti AllStars atau Sociabuzz. Platform semacam ini dapat membantu pebisnis dalam menemukan influencer, berkomunikasi dengan pihak influencer, hingga membuat laporan kampanye promosi.

Menemukan Produk yang Sedang Trending di Instagram dan TikTok

Untuk bisa menjual produk yang tepat di Instagram dan TikTok, kita tentu perlu mengetahui produk apa yang saat ini sedang menjadi trend di kedua platform tersebut. Cara untuk menemukan trending products tersebut tentu berbeda.

Instagram, yang memiliki fiture Shopping on Instagram, memiliki karakteristik pasar sebagai berikut:

  1. 1/3 dari 1.000.000 pengguna aktif Instagram berusia 34 tahun ke bawah
  2. Pasar terbesar Instagram ada pada sektor kecantikan, olahraga dan kesehatan, perjalanan, fashion, gaya hidup, bisnis, dan hewan
  3. Pengguna menyukai foto produk yang tidak memiliki filter, karena tagar #nofilter berada di jajaran 100 tagar Instagram teratas

Beberapa di antara banyaknya produk yang saat ini sedang menjadi trend di Instagram adalah produk fashion, pakaian ramah lingkungan, perhiasan yang bisa dipersonalisasi oleh pembeli, susu nabati, serta tas daur ulang. Hal ini menunjukkan bahwa para pengguna Instagram mulai menaruh perhatian pada gaya hidup yang ramah lingkungan serta peduli kelestarian alam.

Tampilan awal IG Shopping
Tampilan Awal IG Shopping
Fitur Pencarian di IG Shopping
Fitur Pencarian di IG Shopping
Tampilan produk di IG Shopping
Tampilan Produk di IG Shopping

Sedangkan TikTok yang memang mengandalkan konten-konten fun untuk dapat trending di bagian for you page (FYP), menampilkan produk yang sedang populer di bagian FYP tersebut. Karena biasanya, produk yang memang sedang menjadi trend akan muncul dengan sendirinya di bagian FYP.

Cara lainnya adalah mencari tagar yang berkaitan dengan produk tersebut lalu dicek apakah jumlah tayangnya tinggi atau tidak.

AirAsia FYP di TikTok
AirAsia FYP di TikTok
Saffron Cleansing FYP di TikTok
Saffron Cleansing FYP di TikTok
Es Krim Venchi FYP di TikTok
Es Krim Venchi FYP di TikTok

Brand Personality Perlu Dibangun dengan Kuat

Untuk bisa memulai proses menjaring peluang bisnis di platform seperti Instagram dan TikTok, brand personality adalah hal utama yang perlu lebih dulu dibangun dengan kuat. Identitas yang melekat pada brand yang akan dipromosikan akan menjadi hal pertama yang diingat oleh audience.

1. Tentukan Seperti Apa Identitas Brand yang akan Dibangun

Banyak orang menentukan identitas brand ketika produk sudah meluncur. Pastikan identitas brand lebih dulu ditentukan sebelum peluncuran brand. Brand yang perlu memiliki kekhasan dan daya tarik emosional sebelum promosi dilakukan.

2. Kenali Target Pasar dan Bagaimana Brand akan Disuarakan

Lagi-lagi hal utama yang harus diketahui sebelum membangun sebuah brand adalah mengetahui target yang akan disasar. Setelah mengetahui siapa saja yang akan menjadi target audience, tentukan bagaimana promosi brand akan disuarakan. Apakah brand akan mengedepankan kemewahan? Harga terjangkau? Serius atau lucu? Feminin atau maskulin? Jenis “suara” yang akan dipakai pun boleh lebih dari satu.

3. Susun Pesan dengan Baik

Di sini, peran seorang Marketing Konten sangat dibutuhkan. Perlu ditentukan dari sekarang kira-kira di mana pesan akan disampaikan? Apakah di media sosial? Website? E-mail? Serta pada pukul berapa dan sesering apa kampanye akan disajikan? Jangan lupa untuk memikirkan komponen visual yang akan digunakan, seperti jenis font, logo, warna, dan juga gaya bahasa.

4. Konsisten

Hal terpenting yang perlu dilakukan Ketika identitas brand sudah dibangun adalah menjaga konsistensi. Peganglah komitmen terhadap strategi yang telah dibuat. Tetap teguh pada identitas yang telah dibentuk, agar pesan yang dibuat oleh brand dapat tersampaikan.

5. Gunakan Feedback

Sesempurna apapun materi kampanye yang kita buat, akan selalu ada orang yang menemukan kekurangan dari pesan yang kita sampaikan. Oleh karenanya, dengarkan feedback yang masuk kepada kita, mengenai branding yang kita lakukan. Konsistensi memang diperlukan dalam melakukan branding, tetapi kita pun perlu menjadi lebih dinamis dengan memberikan respons terhadap setiap feedback yang masuk mengenai branding kita.

Cara membangun brand personality yang dipaparkan sebelumnya tidak hanya bisa berlaku bagi suatu produk. Ia pun bisa diterapkan pada personal branding yang banyak dilakukan oleh para influencer. Sebab setiap influencer tentu memiliki jenis penyuaraannya masing-masing dengan target pengikut yang berbeda-beda. Oleh karenanya, pembangunan brand personality ini cukup luas peruntukannya.

Penutup

Melihat banyaknya peluang yang bisa ditangkap di media sosial populer seperti Instagram dan TikTok, dapat disimpulkan bahwa strategi yang baik adalah kunci untuk menjaring keuntungan yang dicari. Instagram dan TikTok memang merupakan media yang tengah populer dan terlihat mudah pengoperasiannya. Namun, tanpa adanya deskripsi target pasar yang tepat, identitas brand yang kuat, serta “jembatan” yang menyuarakan pesan yang akan disampaikan oleh brand, peluang itu tidak akan dapat ditangkap secara maksimal.

Oleh karenanya, sebelum kegiatan promosi dimulai di media sosial, tentukan target audience dan kepribadian brand harus lebih dulu dibentuk, agar produk yang kita pasarkan tidak salah sasaran.

Terakhir, sebagai seseorang yang di didengarkan oleh banyak orang, influencer pun tidak boleh salah pilih. Agar brand produk kita makin menjangkau banyak orang dengan kesan pesan yang tepat.

10 thoughts on “Instagram vs TikTok Menangkap Peluang Bisnis dari Platform yang Sedang Populer”

  1. Tiktok dan IG menurut saya akan berjalan berdampingan dan tidak saling bersaing. Target pasar Tiktok dan IG berbeda. Menurut saya Tiktok akan lebih bersaing dengan Youtube karen faktor monetizenya.

    Reply
    • Benar sekali, ada sudut pandang seperti itu. TikTok dan Instagram saling melengkapi. Bahkan kalau kita lihat, profil TikTok menyediakan kolom untuk memasukkan link Instagram.

      Satu lagi, memang sempat heboh ketika ada yang membandingkan para kreator TikTok dengan Youtube.

      Kalau tentang monetisasi, setahu saya creator di TikTok dapat penghasilan ketika live, dapat hadiah dari followers-nya. Kalau penghasilan dari views video yang banyak setahu saya belum ada.

      Reply
  2. Saya setuju dengan isi artikel ini terutama pada bagian tidak boleh salah pilih dalam memilih influencer, agar brand produk tsb makin menjangkau banyak orang dengan kesan pesan yang tepat.. Menurut saya, identitas dari suatu brand juga akan mencerminkan juga gambaran dari target brand tersebut. Saya jadi teringat sebuah business branding melalui iklan yang cukup viral beberapa minggu yang lalu, dimana iklan dari brand tersebut menjadi viral di Instagram karena seorang influencer terkenal sekaligus salah satu investor brand tersebut berperan seolah-olah akan terjun ke dunia politik.. dannn benar saja brand tersebut sangat sukses penjualannya saat ini karena melalui branding nya di Instagram dengan target bisnis yang menurut saya sangat tepat..

    Reply
    • Yes, tepat. Ketika owner produk bisa mendeskripsikan brand yang ingin ditanamkan pada customernya, maka proses pemilihan influencer akan lebih cepat dan tepat. Kalau sudah bertemu influencernya dan saling membangun kerja sama, dijamin kesadaran masyarakat akan produk itu akan meningkat. Target akhir penjualan meningkat.

      Reply

Leave a Reply to Thomas Ken Cancel reply